Lima Puluh Kota kita kenal dengan masyarakatnya “yang ramah tamah dan setia, aianyo janiah, ikannyo jinak, sayaknyo landai, dalam nan indak tajangkau, dangka nan indak tasubarangi” dengan bahasa khas limapuluhnya
Nama Limo Puluh Kota diambil dari peristiwa kedatangan 50 (Limapuluh ) rombongan yang datang dari Pariangan Padang Panjang untuk mencari pemukiman baru di kaki Gunung Sago . Mereka berangkat dari Pariangan Padang Panjang, Sungai Jambu, Menuju Tabek Patah, Tanjuang Alam, Tungka, Bukik Junjuang Siriah, Bawah Burai, Aia Taganang, Padang Kubuang, Padang si Janti-janti, Lurah Pimpiang, Lurah Luak Kuntu, Lurah Basuduik, Lurah Sumua Sati, Lurah Jalan Binti, Ngalau dan sebagainya.
Niniak nan batigo menerima baik kedatangan mereka. Dan dengan senang hati mempersilahkan memilih tempat yang layak untuk diolah jadi pemukiman, peladangan dan sawah. Untuk sama-sama teguh memegang buat sebelumnya diadakan musyawarah yang diadakan di atas sebuah tanjung dekat air tabik, mereka berhimpun (berkumpul) di tanjung tersebut sehingga dinamai Tanjung tersebut dengan Tanjung Himpun ( masyarakat menyebutnya Tanjung Pun) Dan kemudian mereka membagi rombongan dan melanjutkan menuju arah yang mereka suka masing-masing tempat mereka berpisah dinamai dengan Labuah Basilang.
Dan sampai saat ini kota limapuluh jika ada seseorang yang bertanya bagaimana kota lima puluh tersebut ?
orang menjawab Dari kota tebingtinggi kurang lebih 50 kilometer dari kota pematang siantar kurang lebih 50 kilometer dari kota kisaran 50 kilometer. dan kota limapuluh terkenal dengan bahasa melayunya dan pekerjaan domina disana adalah nelayan dengan pantainya adalah pantai datok pantai bunga dan pantai perjuangan ataupun pantai jono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar